Arti Sumpah Pemuda.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Tentunya kita sudah tidak asing mendengar itu. Setiap satu tahun sekali, atau lebih tepatnya setiap 28 November kita mengadakan upacra Sumpah Pemuda di halaman sekolah. Lalu, apa sebenarnya Arti Sumpah Pemuda?
Sumpah pemuda merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, yang terjadi pada tanggal 28 November 1928. Peristiwa ini merupakan kesempatan yang sangat berarti dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Melalui sumpah pemuda, terbentuklah semangat dan kesatuan bangsa Indonesia.
Tahun 1928, Indonesia masih berada di pemerintahan kolonial Belanda. Pada 28 November 1928, sekitar 100 orang pemuda dari berbagai organisasi pemuda di Jakarta, seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong Batak, berkumpul di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Jakarta. Mereka mengadakan Kongres Pemuda II, yang bertujuan untuk membahas dan menyampaikan aspirasi pergerakan pemuda Indonesia. Pada Kongres Pemuda II inilah terjadi peristiwa penting yang kemudian dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Dalam sidang pleno yang dihadiri oleh para pemuda perwakilan dari seluruh Indonesia, disampaikan tiga butir sumpah yang kemudian menjadi semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda mengandung tekad untuk bersatu dan berjuang demi kemerdekaan Indonesia, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau budaya. Sumpah ini memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sumpah Pemuda menjadi tonggak penting dalam pergerakan nasional Indonesia, menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk terus berjuang melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan.
Pemuda Indonesia pernah mengadakan pertemuan besar dari berbagai daerah untuk membahas masa depan bangsa Indonesia. Pertemuan tersebut adalah Kongres Pemuda. Lewat kongres inilah para pemuda menjadi harapan penerus bangsa Indonesia.
Sejarah Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei tahun 1926. Kongres ini juga disebut sebagai Het Eerste Indonesisch Jeugd Congres atau Kerapatan Besar Pada Pemuda Indonesia. Kongres ini didorong oleh pemuda dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Pembukaan Kongres Pemuda I dilaksanakan di Gedung Vrijmetselaarsloge atau gedung Bappenas, Jakarta. Dalam kongres ini terdapat tiga pertemuan yang dilaksanakan.
Pada pertemuan pertama kongres dipimpin oleh Mohammad Tabrani yang membukanya dengan pidato. Pertemuan pertama ini berlangsung pada 30 April 1926. Beliau memberi pidato sebagai penyemangat pemuda bangsa untuk melepaskan diri dari kolonialisme. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahassers, Jong Bataks Bond, dan Pemuda Kaum Theosofi.
Pertemuan kedua pada 1 Mei 1926 dilaksanakan kembali dengan membahas topik berkaitan dengan kedudukan perempuan yang dihadiri oleh banyak pembicara perempuan. Kemudian keesokan harinya, dilaksanakan pertemuan ketiga yang membahas mengenai penggunaan Bahasa Melayu yang dipimpin oleh Moh. Yamin. Para pemuda diberi tugas untuk mengembangkan bahasa daerahnya masing-masing. Dalam kongres itu juga membicarakan tentang kewajiban agama dalam pergerakan kebangsaan yang antara lain berisi anjuran akan bersikap toleran terhadap agama lain yang berbeda.
Tujuan Kongres Pemuda I
Terdapat beberapa tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda I ini, antara lain:
1. Mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal
2. Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
3. Menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan
4. Membentuk badan pusat bagi seluruh organisasi kedaerahan
5. Membangkitkan semangat kerja antar pemuda Indonesia
6. Membentuk dasar kemerdekaan Indonesia
Hasil Kongres Pemuda I
Dari rangkaian rapat yang telah dilaksanakan Kongres Pemuda I, dihasilkan beberapa keputusan penting bagi bangsa Indonesia. Beberapa hasil tersebut, antara lain.
- Kemerdekaan Indonesia menjadi hal yang ideal bagi seluruh pemuda Indonesia
- Segala perserikatan pemuda harus berupaya menuju mempersatukan diri dalam satu perkumpulan
- Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita bagi seluruh pemuda Indonesia
- Organisasi pemuda digunakan sebagai wadah untuk mengakui dan menerima cita-cita persatuan bangsa Indonesia.
Setelah Kongres Pemuda I selesai, beberapa pertemuan diadakan untuk membahas lebih lanjut terkait tindak lanjut dari Kongres Pemuda I. Setelah dua tahun, para pemuda yang dimotori PPPI (Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia) mengadakan beberapa rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa organisasi pemuda. Dari rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Kongres Pemuda II akan dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 yang terbagi dalam tiga kali rapat. Masing-masing rapat dilaksanakan di gedung yang berbeda.
Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Sabtu 27 Oktober 1928. Dalam rapat tersebut, Mohammad Yamin menuturkan tentang arti penting persatuan untuk kebangsaan. Menurutnya terdapat beberapa faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu persamaan budaya, bahasa, dan hukum adat.
Rapat kedua terjadi pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop membahas masalah pendidikan. Anak-anak harus dididik untuk memiliki karakter yang baik dan cinta tanah air. Anak-anak juga harus diberikan pelajaran merdeka tanpa melalui perintah ataupun pemaksaan.
Rapat ketiga dilaksanakan di gedung Indonesische Clubgebouw Kramat pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat ketiga dijelaskan pentingnya gerakan kepanduan bagi persatuan bangsa. Kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Dalam rapat ketiga ini, sebelum rumusan hasil kongres dibacakan, terlebih dahulu diperdengarkan lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman, yakni Indonesia Raya yang nantinya akan menjadi lagu kebangsaan Indonesia setelah merdeka. Setelahnya, putusan kongres dibacakan dan diikuti oleh seluruh peserta. Sebuah putusan yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.