Pendakian pertamaku.
Selasa, 15 Agustus 2023, saat abah sedang makan siang (di sore) hari bersama Om Ap (om afroyin). saat aku sedang bermain komputer, abah menelfonku di Eiger Adventure store katanya, besok hari rabu aku diajak om ap mendaki gunung. Tepatnya di gunung Argo Puro Lasem. Aku bertanya kepada abah, berapa harganya? Abah menjawab, bawa uang 700.000,00. Pas sekali, uang sisa Idul Fitri kemarin, masih 1.000.000,00. Akhrinya, aku diantar ibuk menyusul abah di Eiger Store. Sesampainya di toko, aku langsung menuju bagian sepatu. Terdapat berbagai macam jenis dan model sepatu di sana. Ada yang Boot, Trail Running, dan juga Casual. Karena akan mendaki, aku memilih sepatu trail running, karena jika memilih sepatu boot, uangku kurang! Hhehee… Sepatu boot harganya mulai dari Rp. 1.400.000,00 sampai 2.100.000,00. Sepatu yang aku pilih adalah Eiger S. Tiger, Claw, berwarna Grey. Yang harganya 729.000,00, lalu diskon menjadi 651.000,00.
Rabu, 16 Agustus 2023, seperti biasa, aku melakukan kegiatanku di pagi hari, menyirami tanaman, menyapu lalu mengepel teras rumah. Setelah itu, aku mengobrol dengan Abah. Aku diberi tugas abah. Yaitu, apa motifasi orang melakukan pendakian? dan pengaruh ketinggian tehadap suhu dan oksigen. Lalu, aku membuat angket untuk dibagikan kepada orang-orang saat tiba di puncak.
Sekitar jam 13.30, aku diantar ibuk ke Alfamart untuk beli jajan, susu, dan tisu basah. Saat itu, aku belum tahu kalau ternyata tidak boleh membawa tisu basah digunung. Kalau aku di gunung yang ada pengecekan barang bawaan seperti Sindoro, Sumbing dll, pasti akan di denda. Setelah dari Alfamart, lalu lanjut ke-Apotek untuk membeli Oxymeter. Tetapi setelah muter-muter di apotek manapun, sudah tidak ada yang jual lagi. Akhirnya setelah sampai dirumah, Abah bilang, riset tentang apa motifasi orang melakukan pendakian saja.
Argo puro Lasem, itu adalah gunung yang akan ku daki. Awal perjalanan aku diantar abah ibuk ke terminal rembang. Setelah menunggu -+15 menit menunggu, akhirnya bis datang. Aku pamit dengan ibuk abah, lalu masuk kedalam bis. Aku naik bis umum Jaya Utama semarang-surabaya. Tujuanku adalah ke rumah Om ap. Saat melewati Petilasan Sunan Bonang, terdapat tulisan Jalan Raya Rembang-Tuban saat membaca itu, aku hanya membaca kata Tuban. Aku langsung panik saat itu. Masak aku keblabasan sampai Tuban. Akhirnya aku bertanya dengan bapak-bapak di sebelahku “Pak, ini sampai mana ya?” Lalu dijawab “Kamu mau kemana?”, “ke Pandangan Wetan”, “bentar lagi sampai, habis SMA, kamu ke depan” jawab bapak-bapak di sebelahku. Ternyata aku sudah masuk kragan. Setelah melewati SMA, aku jalan kedepan, lalu bilang kepada sopir, “Depan gapura pas pak”. Bis berhenti di pas depan gapura. Lalu Om Ap menyabrang jalan, lalu mengajakku masuk ke dalam rumah. Rumah Om Ap persis pas di sebrang gapura.
Aku naik dari terminal rembang jam 15.30 dan turun di depan gapura pandangan wetan jam 17.20. Ini adalah kali pertama aku naik bis umum, juga sendian. Tarif dari Terminal Rembang ke Pandangan adalah, 10.000-15.000. Didalam rumah, aku bergegas shalat maghrib, lalu memindahkan barang dan logistik ke tas yang dipinjamkan om ap. Setelah packing ulang, waktunya shalat isya’. Rencana kami akan start dari rumah om ap setelah isya, tepatnya jam 18.47, tapi molor hingga jam 20.00.
Setelah kumpul semua, kita mulai perjalanan ke tempat penitipan motor, tetapi, Vespa Om Ap yang dipakai Om Amir mogok. Jadi, kita ke bengkel mengambil busi. Setelah dari bengkel, kita mencari warung untuk membeli logistik, baru ke tempat penitipan motor. Sesampainya di penitipan motor, ada yang shalat isya’ dulu. Sembari menunggu, kita menata barang barang, dan juga logistik yang tadi kita beli ke dalam tas. Untuk menitipkan satu motor, dikenakan biaya 2.000,00.
21.00 kita start pendakian. Jalur yang kita pilih, adalah ngroto. Baru setengah jalan ke pos 1, kita istirahat 5 menit lalu lanjut. Jam 21.25, sampai di pos 1. Di pos 1, kami bertemu pendaki asal bancar yang katanya, ada barang yang ketinggalan, lalu turun mengambil barang tersebut. Di pos 1, kita istirahat 5 menitan lalu lanjut bersama orang itu. Setengah jalan dari pos 1 ke pos 2 istirahat lagi 5 menit sampai pos 2 jam 22.05. menurutku, jalur dari pos 1, hingga pos 2 adalah yang paling terjal. kita istirahat sekitar 15 menitan, saat aku sedang makan cokelat, pendaki yang tadi kita temui itu meminum sesuatu, lalu menawari minuman itu ke kelompok kami termasuk aku. Aku kira, yang di minum adalah legen,(minuman tradisional jawa tengah dari pohon siwalan) tetapi saat aku sorot menggunakan senter, warnanya hijau. Lalu aku ditawari minum itu, semua pada ngomong “jangan minum, bawah umur”. Ternyata, itu adalah Coctail.
Setelah istirahat, kita melanjutkan perjalanan. Sampai di pos 3, jam 22.40. Di pos 3, bajuku sudah basah karena keringat dan juga aku mulai mual. Tetapi aku masih bisa meahannya, mungkin karena dari siang, aku tidak makan. Setelah 10 menit istirahat, kita lanjut ke pos 4. Baru setengah jalan dari pos 3 ke pos 4, aku minta istirahat 10 menit, lalu lanjut Sampai pos 4 jam 23.10.
Rencana, kita bakal terbagi dua saat ngecamp. Setengah ngecamp di pos 4 dan puncak. Jadi kita terbagi menjadi dua. lima orang ngecamp di pos 4, lima orang ngecamp di puncak. Setelah di puncak jam 23.30, ternyata full tenda, sehingga, Om Ap dan tiga orang yang lain mencari tempat, sedangkan aku dan om amir menunggu. Setelah 15 menit menunggu Om Ap mencari tepat, akhirnya kita dapat tempat yang viewnya lebih bagus, tempatnya luas dan juga sepi. om amir mengantarku ke tempat itu. Akhirnya, kita tidak jadi terbagi dua. Karena di puncak masih terdapat sinyal, sehingga Om Ap menelfon yang berada di pos 4, untuk menyusul kami. Perjalanan dari puncak ke tempat ngecamp -+10 menitan sampai sana, tenda sudah jadi. Aku langsung masuk tenda karena kedinginan.
Setelah tenda kedua selesal dipasang, kami membuat minuman, hangat, Namun, beberapa saat kemudian, aku merasa mual dan akhirnya muntah, Meskipun yang keluar hanyalah air, aku tetap mencoba meredakan mual, dengan minum cincau kalengan, namun sayangnya, itu hanya membuat semakin mual. Jam 01.00 aku ditawari makan mie goreng dan naget, baru makan sesondok rasanya mual sakali, dan akhirnya aku tidak menghabiskan sepiring mie itu. Lambat laun akhirnya aku bisa tidur tetapi di jam 02.15 aku keluar tenda dan muntah lagi Om Ap membuatkan air hangat dan juga mengambilkan roti. Baru satu suap roti, rasanya sudah mual sekali. tetapi aku tetap memaksa untuk menghabiskan roti itu. Setelah makan roti dan minum air hangat, rasanya sudah mendingan dan akhirnya, aku bisa tidur.
Jam 05.00, Om Ap membangunkanku untuk shalat subuh. Rasanya sejuk sekali. Bangun, lalu keluar dari tenda melihat pemandangan yang sangat indah. Setelah selesai shalat mulailah kita memasak untuk sarapam. Menu sarapan pagi ini asdalah sop, naget, dan telur dadar. Sambil menunggu makanan matang, aku berempat dengan Mas Fajar dan temanya, menuju ke puncak. Tak lupa aku membawa angket yang kemarin siang aku buat. Di puncak, aku membagikan angket itu. Setelah sekitar 30 menit di puncak, waktunya kembali ke tenda untuk sarapan. Saat kita berempat sarapan, Om Ap dll menuju ke puncak.
07.45, kami beberes tenda dan mengumpulkan sampah. 08.30 mulailah perjalanan turun. Saat turun, rasanya cepat sekali, baru setengah jam kita sudah sampai di pos 3. Istirahat sekitar 5menit lalu lanjut perjalanan ke pos 2. Sampai pos 2 jam 09.15. Setelah -+15 menit istirahat, kita lanjut terus sampai penitipan motor. Sampai di penitipan motor jam 10.00. Kami istirahat dulu di warung dekat penitipan motor -+ 1jam. 11.00, kita pulang. Lalu sampai di rumah om ap jam 11.25. Sesampainya di rumah om ap, aku langsung tidur. Setelah 30 menitan tidur, aku mandi, shalat dhuhur dan beberes tas lagi. 12.50, aku sudah siap menunggu bis lewat. Jam 13.10 akhirnya bis sudah datang, setelah berpamitan, aku langsung naik bis ke Terminal Rembang. Sampai Terminal jam 14.00, Abah Ibuk sudah menugguku di alun alun.