Kemarin, tanggal 5-6 Juli tahun 2024, aku diajak abah untuk mengikuti camping kerukunan yang diadakan oleh GEMA FKUB. Sebelumnya, FKUB, dan GEMA FKUB, itu berbeda ya! GEMA FKUB, merupakan singkatan dari generasi muda forum kerukunan umat beragama. Sedangkan FKUB adalah forum kerukunan umat beragama yang diisi oleh orang-orang sepuh. GEMA FKUB, adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintahan dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Tujuan dari kegiatan camping kerukunan tersebut adalah, untuk menyatukan berbagai umat beragama. Lokasi camping tersebut berada di Pantai Desa Dasun, Kec. Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
pukul 09.00, aku ikut mas azim untuk mengambil tenda yang disewa tante Anggi di rimbani outdor. ada 15 tenda yang disewa, yang nantinya setiap tenda diisi oleh tiga orang.
rencana awal adalah, satu keluarga ikut camping tersebut. Akan tetapi karena bude ima masih melaksanakan tugasnya di kota suci mekkah, maka mbah ayik akan sendirian dirumah. oleh karena itu, yang ikut camping hanyalah aku, ilma, dan tentu saja abah. setelah jumataan aku segera berkemas, lalu disusul dengan makan siang. Beberapa menit kemudian, mobil grandmax milik sekolahan yang di setir mas ega berhenti didepan rumah untuk mengangkut sound, proyektor, printer, dll. Setelah mengecek dan menata semua perlengkapan di mobil, kami memulai perjalanan. Aku dan ilma ikut mobil dengan mas Ega, sedangkat Abah dan mas Arip naik motor.
Sampai di area Pantai dasun, sekitar jam 14.00, di sana sudah cukup banyak peserta yang datang dari berbagai agama. Kami langsung mulai membongkar muatan dari mobil grandmax. Setelah itu, kita untuk mendirikan tenda.
Sebelumnya, berikut adalah organisasi yang mewakilkan setiap agama.
- Islam
IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU), IPNU (Ikatan Pelajar Putra NU), IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), (Pemuda/Pemudi LDII).
- Katolik
Orang muda Katolik.
- Kristen
Badan kerjasama antatr gereja.
- Khonghucu.
Majelis Agama Khonghucu Indonesia.
- Budha
- Hindu
Sekitar pukul 15.00, hampir seluruh tenda sudah terpasang. Setelah itu, para peserta melakukan registrasi ulang, dilanjut pembagian tenda. Teknis pembagian tendanya yaitu laki-laki dengan laki-laki, Perempuan dan perempuan. Akan tetapi, dalam satu tenda, ada berbagai agama. Selesai pembagian tenda, para peserta saling berkenalan satu sama lain.
Saat waktu maghrib, terdapat pengumuman bahwa yang beragama islam, segera berkumpul di musholla untuk melaksanakan sholat maghrib, lalu yang beragama Kirsten dan katolik, berkumpul di tenda utama untuk melakukan doa petang. Setelah melakukan ibadah sesuai agama masing-masing, lalu dilanjut dengan makan malam bersama.
Pukul 19.00, acarapun segera dimulai. Rangkaian acara yang pertama adalah, pembukaan, lalu sambutan oleh ketua GEMA FKUB, yaitu abah, dilanjut dengan wakil ketua FKUB yaitu bapak Ali Muhidin dan yang terakhir, oleh kepala desa Dasun, yaitu bapak Sujarwo. Setelah sambutan, barulah Bapak Yaskil Sugimin mulai menyampaikan materinya.
Sebelumnya, bapak Yaskil Sugimin adalah pendeta di GPdI Mahanaim Rembang. Selain menjadi pendeta, Bapak Yaskil juga menjadi guru agama kristen di banyak sekolah. Menurut wikipedia, pendeta, atau (Dewanagari: पण्डित, paṇḍit) adalah sebutan bagi pemimpin agama. Kata pendeta (Sanskerta: Pandita) berarti brahmana atau guru agama Hindu atau Buddha. Sedangkat di Indonesia, saat ini istilah pendeta digunakan untuk sebutan pemimpin agama Kristen.
Bapak yaskil, mulai menyampaikan materinya dari mengajak para peserta untuk berdiri, lalu berjalan berputar sambil menyanyikan lagu “disini senang di sana senang” lalu saat Bapak yaskil mengucapkan angka yang ditentukan, para peserta harus membentuk kelompok sesuai angka yang diucapkan bapak yaskil. Tujuan bapak yaskil melakukan itu adalah agar, peserta tidak hanya berkumpul dengan teman seagamanya.
Setelah itu, bapak yaskil menyampaikan materi “Apa arti kata rukun sebenarnya”.
Sekarang, eranya digital. Jika memang rukun, kita semua memang rukun sebelumnya. Seperti halnya dirumah, jika dirumah itu ada tiga orang anak, ketika semua anak memegang gadget, sibuk dengan urusanya masing-masing, lalu salah satu gadget dari ketiga anak tersebut diambil, apakah akan tetap rukun? Pasti setelah itu akan ada pertengkaran. Seperti halnya aku dan adik-adik di rumah.
Itupun yang terjadi pada agama saat ini. Keenam agama yang ada di Indonesia saat ini memanglah rukun, akan tetapi, kerukunan tersebut terjadi karena tidak saling kenal atau tidak pernah berhubungan. Maka dari itu, bapak yaskil menjelaskan tentang “Rukun” yang sebenarnya. Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga yang harus ada dipikirkan kita adalah, saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, dan saling tolong menolong. Bukan malah memikirkan sekat pada setiap agama.
Kira-kira, seperti itulah yang disampaikan Bapak Yaskil.
Setelah bapak Yaskil menyampaikan materinya, acara dilanjutkan dengan menonton film hasil dari kolaborasi Kertangengkes.id, dengan FKUB. Film apakah itu? Film tersebut adalah Tepang Kajat. Tepang Kajat menceritakan, ketidaktahuan Alex sebagai contoh pemuda yang kurang mengenal lingkungan. Sehingga, dia bertindak sesuai apa yang dia tahu saja. Akan tetapi, warga tetap menghargai Alex karena ketidaktahuan itu. Tugas Alex mengantar undangan menjadi pengalaman baru bahwa sebenarnya dia hidup dalam lingkungan yang beragam.
Seperti indahnya pelangi, karena ragam warna yang membentuknya. Perbedaan latar belakang kehidupan bukanlah penghalang kerukunan. Rukun karena bisa menempatkan diri, dan meberi tempat kepada sesama. Berbagi ruang dan kehidupan. Hakikat manusia adalah sama di hadapan sang pencipta, keyakinan yang dipegang adalah pertanggungjawaban masing masing individu kepada Sang Pencipta.
Bagimu agamamu, bukanlah sikap ‘Cuek’ kepada saudara yang berbeda keyakinan. Ini lebih untuk memberikan toleransi yang baik. Karena bumi ini diciptakan untuk kehidupan manusia yang beragam. Bagiku kaulah segalanya, adalah sikap saling menghargai dan menerima sesama. Karena pada hakikanya manusia hidup saling membutuhkan. Tuhan menciptakan manusia untuk bertaqwa, sekaligus untuk berkehidupan di dunia. Tuhan menciptakan manusia untuk berfikir, sekaligus beribadah kepada Sang Pencipta.
Tepang Kajat, dapat dilihat melalui Channel Youtube Kemenag Rembang News. Berikut adalah linknya https://youtu.be/Pj7YHFwjlDc?si=2PLG1UduaJcQCdaa
Setelah menonton film, api unggun mulai menyala, para peserta segera berpindah dari tenda utama mendekat ke api unggun lalu menyanyikakan lagu Bagimu Negeri Ciptaan Kusbini.
Selesai menyanyikan lagu Bagimu Negeri, tanpa diberi tahu sebelumnya, setiap kelompok tenda diminta untuk maju membuat pertunjukannya sendiri. Tujuan pertunjukkan seni dibuat secara tiba-tiba, adalah untuk melatih kekompakan pada kelompok tersebut. Ada yang bermain gitar sambil bernyanyi, drama, paduan suara, duet lagu, dan karaoke.
Sekitar pukul 23.15 pentas seni telah usai, sekarang waktunya untuk beristirahat.
05.00, aku dibangunkan abah untuk sholat subuh. Setelah sholat subuh di musholla, aku masuk kedalam tenda sebentar, lalu Nata (temanya fajar yang beragama Hindu) menghampiriku di tenda. Setelah itu aku mengajak Nata untuk naik ke pembatas antara pantai dan muara sungai untuk melihat matahari terbit, atau bahasa kerennya sunrise.
Pukul 06.00, para peserta diminta untuk berkumpul di lapangan voli untuk melaksanakan senam bersama. setelah melakukan senam selama -+30 menit, saatnya untuk bersih-bersih pantai.
Sekitar pukul 07.00, kita dimintai untuk segera membongkar seluruh tenda, dikarenakan air laut yang pasang naik hingga setengah lapangan becek atau biasa disebut banjir rob. Saat selesai membongkar tenda, kita mulai sarapan bersama. Benar saja, saat sarapan, air laut tambah naik, mengalir hingga tempat kita mendirikan tenda. Untung saja, tadi semua tenda sudah dibongkar.
Selesai sarapan bersama, kegiatan selanjutnya adalah outbond.
Pukul 08.45, Outbond selesai. Rangkaian acara terakhir, adalah pemberian hadiah pemenang pentas seni semalam dan juga pemenang lomba outbond dilanjut dengan penutupan.
Kesimpulan dari kegiatanku selama mengikuti acara camping kerukunan tersebut adalah, di Indonesia sendiri terdapan enam agama yang harus kita akui. Mulai sekarang, kita harus menanamkan rasa saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, hilangkan rasa curiga pada orang yang berbeda agama dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mencapai indonesia emas pada tahun 2045 nantinya.
Dalam sensus resmi yang dilirik oleh Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk Indonesia berjumlah 273,32 juta jiwa dengan 86,93% beragama Islam, 7,47% Kristen, 3,08%, Katolik, 1,71% Hindu, 0,74% Buddha, 0,05% Konghucu, dan 0,03% agama lainnya (sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia#:~:text=Dalam%20sensus%20resmi%20yang%20dilirik,0%2C03%25%20agama%20lainnya).
Diatas, merupakan data untuk seluruh indonesia. Sedangkan di Kabupaten Rembang sendiri, per tahun 2023, terdapat 659.603 jiwa dengan 653.710 beragama islam, 3.011 beragama kristen, 2.213 beragama katolik, 48 hindu, budha 457, khonghucu 44, agama lainya 120 (sumber: https://dindukcapil.rembangkab.go.id/data/agama).
Cukup sekian tulisan kegiatanku pada tanggal 5-6 Juli tahun 2024.
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh…
Fiaidika Hammad ‘Afwa - 7 Juli, 2024.